Belum Lama di Tahta, Beterbiev Sudah Terancam Lepas
Belum Lama Petinju kelas berat yang sedang naik daun, Artur Beterbiev, kini tengah menghadapi dilema yang tak terduga. Hanya beberapa hari setelah berhasil mendapatkan seluruh sabuk juara di kelasnya, Beterbiev kini di hadapkan pada keputusan sulit untuk mempertahankan dominasinya di atas ring atau tunduk pada aturan birokrasi tinju yang kaku LGODEWA.
IBF, salah satu dari empat organisasi tinju dunia yang sabuk juaranya kini berada di pinggang Beterbiev, telah mengeluarkan mandat wajib bertarung. Lawannya? Seorang petinju yang relatif kurang dikenal bernama Michael Eifert. Keputusan ini sontak mengejutkan banyak pihak, termasuk promotor kenamaan Bob Arum yang terang-terangan mempertanyakan, “Siapa itu Michael Eifert?”
IBF Ganggu Kejayaan Beterbiev: Wajib Lawan Petinju Rendah
Kemenangan telak Beterbiev atas Dmitry Bivol pekan lalu telah mengukuhkan posisinya sebagai penguasa mutlak di kelas berat ringan. Dengan gaya bertarung yang agresif dan pukulan yang mematikan, Beterbiev telah berhasil menyingkirkan semua lawan yang dihadapinya. Namun, kegembiraan atas pencapaian ini harus terusik oleh keputusan IBF yang dianggap banyak pihak sebagai sebuah kemunduran.
Bagi banyak penggemar tinju, pertarungan ulang antara Beterbiev dan Bivol adalah laga yang lebih menarik dan relevan. Namun, IBF tampaknya memiliki pertimbangan lain. Dengan mewajibkan Beterbiev bertarung melawan Eifert, organisasi tinju ini ingin memastikan bahwa semua petinju yang berada di peringkat atas memiliki kesempatan untuk merebut gelar juara.
Di satu sisi, Beterbiev tentu ingin mempertahankan semua sabuk juaranya dan terus membuktikan dominasinya di atas ring. Namun, di sisi lain, ia juga tidak ingin terjebak dalam pertarungan yang tidak menarik dan tidak menguntungkan secara finansial.
IBF berhak untuk mencopot sabuk juaranya jika Beterbiev menolak untuk melawan Eifert.
Namun, jika Beterbiev menerima tantangan ini, maka ia harus rela menunda pertarungan ulang dengan Bivol yang sangat dinantikan oleh para penggemar.
Belum Lama Dari Banyaknya Petinju Kelas Dunia, Mengapa Harus Eifert?
Pertanyaan besar yang muncul adalah, mengapa harus Eifert? Petinju berusia 26 tahun ini, meski tak bisa dipandang sebelah mata, tentu bukan nama yang sebanding dengan dominasi Beterbiev. Apalagi jika dibandingkan dengan sederet petinju kelas berat ringan lainnya yang tengah bersinar, seperti David Benavidez, David Morrell Jr., dan Anthony Yarde.
Eifert memang berhasil menapaki peringkat atas IBF dengan mengalahkan Jean Pascal dan Carlos Eduardo Jimenez. Namun, jika dibandingkan dengan lawan-lawan berat yang pernah dihadapi Beterbiev, seperti Callum Smith dan Anthony Yarde, rekor Eifert masih terbilang biasa saja. Sebagai juara tak terbantahkan, Beterbiev sejatinya memiliki banyak pilihan.
Ia bisa saja memilih untuk melakukan rematch dengan Dmitry Bivol, sebuah pertarungan yang sangat dinantikan oleh para penggemar tinju. Atau, ia bisa menghadapi salah satu dari petinju muda berbakat seperti Benavidez atau Morrell Jr., yang diprediksi akan menjadi bintang masa depan.
Bahkan, rumor pertarungan melawan juara kelas menengah super, Saul Canelo Alvarez, pun sempat mencuat. Namun, dengan adanya mandat wajib bertarung dari IBF, Beterbiev kini terikat oleh aturan organisasi. Jika ia menolak untuk bertarung melawan Eifert, maka sabuk juaranya akan dicopot. Ini tentu menjadi dilema yang sangat berat bagi Beterbiev dan timnya.
Belum Lama Bob Arum: Canelo vs Beterbiev?
Di tengah kemelut ini, promotor kenamaan Bob Arum justru melihat peluang besar untuk menggelar mega-fight antara Beterbiev dan Canelo Alvarez. Arum bahkan telah merencanakan pertemuan dengan pelatih Canelo, Eddy Reynoso, untuk membahas kemungkinan terjadinya pertarungan tersebut.
Sebenarnya Beterbiev dan Canelo sangat di nanti-nantikan para fans. Namun, banyak kendala yang harus di atasi sebelum pertarungan ini bisa terwujud. Selain perbedaan kelas berat, juga ada masalah kontrak dan negosiasi yang harus diselesaikan.